Kong Jaing & Lintas Sidik

Hari ini hari ke 19 bulan Ramadhan 1430 H bertepatan dengan tanggal 9 bulan 9 tahun 2009. Udara kota Jakarta terasa lebih panas dari hari-hari sebelumnya. Jarum jam menunjukkan kurang 5 menit pukul 11 WIB saat saya menghidupkan Tv yang terdapat diruang kerja. Ketika memilih-milih channel yang akan ditonton pilihan saya jatuh pada acara Lintas Sidik yang baru mulai mengudara disiarkan oleh Stasiun Tv TPI. Sesaat setelah opening tune saya tertegun melihat kehadiran Kong Jaing sebagai presenter acara berita tersebut. Timbul pertanyaan difikiran saya apakah saya sedang menonton acara komedi atau sedang menyaksikan siaran berita ? Apakah tidak ada yang lebih baik untuk dijadikan presenter ? Kong Jaing on air mengenakan baju kaos kuning dan baju kerah sanghai warna coklat yang tidak dikancing serta celana batik panjang sambil memegang sapu lidi membuka acara dengan kalimat “selamat siang pemirsa selamat bertemu kembali dengan Kong Jaing yang cakap dan terlanjur Kaya Raya” setelah itu kalimat berlanjut ke teras berita yang disampaikan jauh dari serius dan berita kemudian on air. Sulit bagi saya untuk memahami ide dibalik cara menyajikan berita yang tidak lazim seperti yang saya tonton saat ini; sebuah kreatifitas yang tidak ditempatkan dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Kata pembuka Kong Jaing dengan set background teras rumah “sederhana” jelas sebuah guyonan atau candaan. Bagaimana TPI membangun komunikasi dengan pemirsanya dalam acara berita dengan presenter seperti penampilan Kong Jaing. Siaran berita adalah acara yang formal dan presenter berita adalah representative dari Institusi yang bertindak sebagai komunikator. Presenter berita juga diposisikan sebagai inisitor dalam proses komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sebagai komunikannya. Bagaimana komunikan akan memberikan respect bila informasi resmi disampaikan dengan bercanda ? betapa kontras isi berita yang disampaikan dengan presenternya yang menghantarkan berita tersebut. Apa sebenarnya yang ingin diraih oleh acara Lintas Sidik bersama Kong Jaing?, apakah berharap dapat mengikat perhatian penonton dengan kehadiran Kong Jaing karena lemahnya isi berita atau hanya sekedar ingin tampil beda dengan acara yang sama yang disiarkan oleh Stasiun tv swasta lainnya. Bukankah siaran berita bagi stasiun Tv menunjukkan identitas stasiun tv yang bersangkutan. Bukankah bersama acara itu terdapat kredibilitas, kebanggaan keakuratan yang harus dipresentasikan. Bukankah acara berita merupakan refleksi dari suatu proses yang panjang mulai dari hunting, menulis Naskah berita, mengedit dari tim yang gigih, ulet, cerdas, yang menghadapi teriknya panas matahari, hujan dan gelapnya malam untuk mendapatkan informasi dan data untuk dijadikan berita. Mengapa dalam mempresentasikannya dilakukan dengan cara seperti itu, apakah penanggungjawab acara tidak memahami bahwa presenter berita adalah komunikator yang bertugas atas nama Institusi ? Pemred selaku penanggungjawab acara mungkin telah memiliki jawaban atas pertanyaan ini. Tidak terasa setengah jam telah berlalu, dan acara Lintas Sidik berakhir; tidak ada yang saya ingat dari materi berita yang bsru saya saksikan, mungkin seperti presenternya yang menyampaikan dengan bercanda saya fikir beritanya juga berita yang tidak penting untuk diikuti dan didengar. Waktu terus bergulir rasa penat untuk segera istirahat siang mendorong saya untuk segera menghentikan kerja dan sayup terdengar mu’azin telah mengumandangkan azan tanda masuknya waktu untuk sholat zuhur.
fn.09/ix/09.primo sep.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOME INDUSTRI KULIT LUMPIA