HOME INDUSTRI KULIT LUMPIA

Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan United Nation Population Fund, memprediksi jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia pada 2018 sebanyak 58,97 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 diprediksi mencapai 265 juta jiwa. Dari data tersebut kita melihat hampir 25% dari jumlah penduduk Indonesia bekerja disektor usha kecil dan menengah.  Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di perekonomian nasinal terhitung cukup besar. Jumlah tersebut mencapai 99,9 persen dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen. Kontribusi UMKM terhadap PDB sekitar 60,34 persen. Saat Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1998 dan perusahaan-perusahaan besar bertumbangan dan gulung tikar usaha kicil dan menengah bertahan dalam badai. Kekuatan usaha kecil dan menengah ini tidak boleh diremehkan dan pada kesempatan ini penulis mengajak pembaca melihat salah satu pengusaha kecil di kabupaten Kuningan Jawa barat yang terus mengembangkan usahanya dalam membuat kulit lumpia.
Lumpia atau terkadang dieja sebagai lun pia (Hanzi: 潤餅 / 润饼, POJ: lūn-piáⁿ, hanyu pinyin: rùn bǐng, Bahasa Inggris: long pia) adalah  sejenis jajanan tradisional Tionghoa. Lumpia yang dikenal oleh orang Indonesia merupakan lafal Bahasa Hokkian. Lumpia terdiri dari lembaran tipis tepung gandum yang dijadikan sebagai pembungkus isian yang umumnya adalah rebung, telur, sayuran segar, daging, atau makanan laut.
Di Indonesia, lumpia dikenal sebagai jajanan khas Semarang dengan tata cara pembuatan dan bahan-bahan yang telah disesuaikan dengan tradisi setempat. 
Kini makanan tersebut telah menembus hampir seluruh daerah perkotaan di Indonesia, dengan memanfaatkan kulit lumpia lahir berbagai jenis makanan baru seperti; goreng pisang coklat, goreng pisang coklat-keju dan ada juga dengan memanfaatkan kulit lumpia ini kita temukan makanan yang berbahan sayur-sayuran, atau sosis dan bahkan daging.
Disalah satu indutri rumahan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat produksi kulit lumpia ini setiap harinya diproduksi 60.000 hingga 80.000 lembar kulit lumpia. Untuk 35 Kg tepung terigu dapat dihasilkan 8000 lembar kulit lumpia dan dikerjakan dalam waktu lima hingga enam jam.




Mereka yang bekerja adalah anak-anak muda yang sangat energik dan sangat trampil dalam menghasilkan kulit lumpia. Dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan dari membuat kulit lumpia, mereka menghidupi keluarga dan juga menafkahi orang tua mereka. Saat berkunjung ada tiga grup yang sedang bekerja. setiap grup ini memiliki lima tungku/loyang untuk mencetak kulit lumpia. Pembagian tugas sangat sederhana s
atu orang bertugas mencetakkan bahan ke loyang dan satu orang lainnya mengangkat hasil cetakan untuk disusun dinyiru yang telah diberi tepung tapioka. Hasil pekerjaan yang ditungku dilanjutkan oleh dua orang lainnya yang bertugas melapisi kedua sisi kulit lumpia dengan tepung tapioka agar satu sama lainnya tidak menempel, setelah dilapisi tepung tapioka, kulit lumpia disusun sepulu-sepuluh lembar dan dalam setiap kemasan terdiri dari 100 lembar. Pembatas untuk setiap sepuluh lembar dipergunakan potongan kecil daun pisang. 


Komentar

  1. hallo felicityjournalism, postingan ini sangat informatif dan memberikan edukasi kepada saya tentang industri ini. Adakah info lebih lengkap dari industri ini berupa alamat atau nomor yang bisa dihubungi. Atas perhatiannya terimakasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini