Oleh karena satu keperluan keluarga pada tanggal 13 Nov 09, saya sampai didesa Citangtu di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Desa dengan lingkungan hidup yang bersih dan damai, desa dimana kicau burung masih terdengar, dan keseimbangan alam dijaga dan dipelihara, desa yang jauh dari kebisingan kota, jauh dari polusi udara, dan dengan udara yang sejuk. Mata hari pagi masih sepenggalahan saat saya menyusuri jalan setapak dilingkungan pemukiman penduduk didesa itu, Satu dua terlihat Ibu rumah tangga atau remaja putri sedang menjemur cucian pakaian dihalaman rumah mereka.
Seperti kebanyakan penduduk desa di Indonesia, mata pencaharian utama mereka adalah bertani, dan berladang. Namun generasi muda desa tersebut banyak yang mulai bekerja dikatoran sebagai pegawai, guru, perawat dan banyak juga diantara mereka menjadi pedagang hasil bumi.
Saat melangkah menikmati sinar matahari pagi yang menerobos rimbunya dedaunan dan udara pagi yang sejuk, langkah saya terhenti pada satu rumah, saat melihat dua wanita muda sedang membuat kerupuk emping salah satu makanan yang saya sukai. Telah beberpa kali kami mendapatkan kiriman emping dari desa ini, kerupuk emping kuning bersih yang memiliki cita rasa dan renyah. Kerupuk emping biasanya menjadi menu tambahan saat kita makan dan di Samarinda Kalimantan Timur kerupuk emping disajikan sebagai hidangan yang berkelas dalam menjamu tamu.
Emping dibuat dari buah pohon belinjo (Gnetum gnemon) yang sudah cukup tua yang kulit buahnya sudah berwarna merah. Meski sudah sejak lama mengenal dan memakan kerupuk emping tapi baru di desa Citangtu saya mendapatkan kesempatan untuk melihat bagaimana makanan itu dibuat.
Buah belinjo yang sudah cukup matang dipetik dari pohonnya kemudian dikuliti hingga kelihatan kulit keras buah nya. Buah belinjo yang sudah dikuliti kemudian disangrai (menggoreng tanpa minya) didalam kuali, setelah mencapai panas nya cukup kulit buah yang keras dipecahkan dengan cara dipukul, kemudian daging buah dipipihkan dengan penokok yang terbuat dari batu kali dengan alas yang juga dari batu kali. Alas/tatakan batu cukup lebarnya (20 x 15 Cm) bersih dan datar. Untuk memudahkan kerja sebelumnya permukaan batu dilapisi dengan sapuan minyak goreng dengan menggunakan kain atau disapukan dengan telapak tangan yang telah diberi minyak goreng. Untuk emping ukuran normal diameter lima centi meter diperlukan 3 sampai 4 buah belinjo. Meski bisa dilakukan oleh satu orang tetapi biasanya membuat emping dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan pembagian tugas satu orang yang menyangrai kemudian membuang kulit keras setelah itu pekerjaan dilanjutkan oleh orang kedua dan ketiga memimipihkan buah belinjo yang masih panas; biasanya pekerjaan ini dilakukan bergantian. Ada irama kerja dan pembagian kerja yang harus dijaga, bila buah belinjo yang sudah disangrai dan dikupas terlambat di pipihkan maka proses membuat emping gagal dan tidak dapat diulang.
Perbandingan Hasil.
Beberapa rumah tangga ada yang mengambil upah kerja kepada pengusaha emping. Setiap kilo gram mereka mendapatkan upah empat ribu rupiah, dan dalam sehari mereka dapat menyelesaikan antara 6 sampai 8 kg. Saat tulisan ini dibuat harga 1 Kg buah belinjo berharga delapan ribu rupiah dan setiap kilonya menghasilkan 1/2 Kg emping. Satu kilo gram emping dihargai dua puluh empat ribu rupiah. Diperlukan waktu satu sampai tiga hari untuk menjemur emping (tergantung kondisi cuaca) sebelum emping siap dikemas untuk dijual atau digoreng.
Sekarang saya tidak hanya dapat menikmati kerupuk emping tetapi juga sudah tahu dan memiliki pengalaman untuk membuat nya. Dari desa Citangtu dengan masyarakat nya yang bersahaja saya belajar dan berterimakasih karena mereka telah memperkaya pengalaman hidup saya.
Jkt.24.Nov.09.fn.felicityjournalism.blogspot
Komentar
Posting Komentar